Los Angeles,
California
22 April 1932
Pendeta __________ yang terhormat,
Ini adalah untuk menjawab kedua surat Saudara.
Saya hampir-hampir tidak tahu bagaimana menjelaskan pokok masalah yang sangat
penting ini, oleh mana Roh Allah melalui Firman-Nya yang suci telah membuka
jalan bagi surat menyurat. Memang tidak sulit untuk mengungkapkan pendapat yang
ingin saya sampaikan kepada Saudara, tetapi bagaimana mengucapkannya; takut
kalau-kalau timbul sesuatu salah paham atau mengurangi Kebenaran itu yang telah
Allah ungkapkan kepada umat-Nya dengan sedemikian besar kemurahan-Nya; karena
menyadari bahwa ini sedang membicarakan suatu persoalan hidup atau mati.
Pendeta -----, pertama-tama sekali saya ingin mengucapkan terima kasih bagi
perhatian Saudara pada saya, karena saya benar-benar yakin Saudara adalah jujur
dan sangat ingin agar madzab gereja mau menyambut pekabaran di dalam Tongkat
Gembala itu, dengan demikian dapat menghindari suatu kerugian nyawa yang besar.
Sekiranya saya telah berbuat sesuatu kesalahan sehingga
membuat mereka berbalik menentangnya, karena saya telah berbuat yang terbaik
sepanjang pengetahuan saya. Pada pihak saya, saya bersedia berbuat apa saja
sekiranya itu dapat merubah keadaan apakah itu berupa pengakuan segala
kekeliruan saya atau bahkan menyerahkan nyawaku sekalipun kalau saja ia itu
dapat menyelamatkan sidang Allah.
Rupanya Saudara mengira kepemimpinan madzab gereja kita
sudah akan menyambut pekabaran di dalam Tongkat Gembala itu kalau saja saya
menghapuskan setiap pendapat terkecuali berpegang pada “suatu pokok masalah”,
yaitu, mereka yang 144.000 itu, dan juga panggilan bagi reformasi. Saya harus
mengakui, bahwa saya tidak tahu mengenai apapun di dalam Tongkat Gembala yang
tidak berhubungan dengan kedua pokok masalah yang besar ini. Permohonan saya
adalah agar kiranya Saudara menyebutkan judul-judul yang menurut perkiraan
Saudara harus ditinggalkan. Dalam jawaban Saudara, Saudara hanya berbicara
mengenai binatang yang menyerupai harimau kumbang dari Wahyu 13.
Tampaknya perlu agar saya memberikan kepada Saudara
informasi selanjutnya mengenai semua urusan saya dengan saudara-saudara.
Pekabaran di dalam Tongkat Gembala itu bukan datang serentak; ia itu adalah hasil
dari beberapa kali penyelidikan Alkitab selama hampir dua tahun.
Penyelidikan-penyelidikan ini telah disampaikan kepada sekelompok orang-orang
percaya dari Sabat ke Sabat sebagaimana yang sudah Saudara saksikan sendiri.
Pada mulanya sama sekali belum terpikirkan oleh kami mengenai apa yang ada di
depan, ataupun untuk menulis sebuah buku -- ia itu secara berangsur-angsur
datang. Dari permulaan sekali saya telah mencoba untuk mendapatkan suatu dengar
pendapat khusus, atau sebaliknya mendatangkan beberapa pemimpin untuk melihat
apa yang sedang dipermasalahkan, sampai menghimbau, bahwa adalah tugas mereka
untuk membetulkan kami sekiranya kami keliru, atau sekiranya kami memiliki
sesuatu kebenaran agar mereka mengetahuinya. Sambil menolak memberi kesempatan
dengar pendapat bentuk apapun dengan kami, mereka melakukan apa saya yang
mungkin untuk menutup tempat pertemuan kami, dan beberapa Saudara yang
menghadiri penyelidikan-penyelidikan ini menjadi ngeri karena takut kehilangan
keanggotaan sidang mereka. Roh penolakan mereka untuk berbicara mencari
kebenaran dengan kami, membuktikan kelalaian mereka memperhatikan
perkara-perkara Allah. Kenyataan ini membuktikan, bahwa bukannya apa yang
terkandung di dalam Tongkat Gembala yang telah menghalangi mereka menyambut
pekabaran itu, melainkan kenyataan bahwa mereka sedang mengatakan dalam hatinya
: “Aku kaya dan telah melimpah kekayaanku, sehingga tidak memerlukan apa-apa
lagi!” Dari semua tindakannya ini mereka sedang menggenapi nubuatan.
Saudara boleh mencatat dari halaman 338 (Tongkat Gembala,
jilid 1, No. 3) bahwa saya telah
memberikan kepada mereka tiga puluh tiga buah naskah asli beberapa bulan
sebelum buku itu terbit. Naskah-naskah asli ini berisikan hanya 172 halaman
pertama dari buku itu yang membicarakan mereka yang 144.000 itu dan suatu
panggilan bagi reformasi. Dari informasi ini Saudara boleh mencatat, bahwa
binatang yang menyerupai macan tutul tidak terdapat di dalam naskah asli itu.
Karena mereka telah menolak naskah asli itu sebelum buku itu terbit, maka
terbukti dengan sendirinya, bahwa “binatang” itu bukan menjadi alasan yang
membuat mereka menolak pekabaran itu.
Sekiranya kepemimpinan pergerakan Advent menyambut
sesuatu pekabaran, pendeta -- , maka itu akan merupakan sesuatu yang belum
pernah terjadi dengan setiap pergerakan semenjak dari permulaan dunia. Itu pun akan bertentangan dengan Roh Nubuatan. Baca Testimonies, vol. 5, p.
62; Testimonies, vol. 6, p. 427, pada halaman atas. Mereka
dapat saja membodohi dirinya, tetapi mereka tidak pernah dapat memaksa Allah.
Kebenaran mengenai binatang yang menyerupai macan tutul
diungkapkan kepada kita sesudah mereka menolak pekabaran di dalam naskah asli
itu oleh penyelidikan mereka yang tidak jujur, sehingga menunjukkan bahwa Allah
mengawasi ungkapan firman-firman-Nya dan diungkapkan-Nya sekalian itu pada
saatnya yang tepat. Hujat yang terdapat pada tujuh kepala itu adalah sebuah
lambang yang membuktikan, bahwa kepemimpinan dari madzah gereja ini telah
berbuat yang sama (kekejaman terhadap kebenaran). Dengan cara menolak
pekabaran, sama seperti semua mereka yang lainnya, pada menjelang tahun 1844
yang lalu. Bukankah ini Kebenaran? Sekiranya demikian, maka apakah kesalahan
interpretasi mengenai kepala-kepala itu? Mereka mengira ini sama dengan
menyebut sidang, Babil. Tetapi sekiranya Tongkat Gembala keliru dalam hal ini,
maka mereka juga akan menemukan kesalahan pada Kristus, karena Ia juga telah
memperhitungkan “tujuh sidang” di dalam Wahyu pasal 3 dan telah memberikan catatan terburuk mereka semua
sampai dengan orang-orang Laodikea (Masehi Advent Hari Ketujuh). Jika Kristus
oleh berbuat demikian ini tidak menyebut orang-orang Laodikea itu Babil, maka
interpretasi terhadap kepala-kepala itupun tidak akan menyebutnya Babil. Karena
madzab gereja ini bukan Babil, bukanlah suatu pertanda bahwa kita adalah lebih
baik, melainkan justru terburuk sejauh tuduhannya yang bersangkutan. (makin
banyak terang, makin besar dosanya -- hujatnya). Jika tujuh madzab gereja ini
bukan tujuh sidang dari buku Wahyu itu, maka siapakah mereka itu?
Saya sedang mencoba menjawab surat Saudara, pendeta ---,
dalam cara saya yang sederhana, bukan dengan maksud membangkit-bangkitkan
kembali semua perkara yang sudah Saudara katakan, melainkan dalam takut oleh
doa agar supaya saya tidak berbuat apapun yang tidak adil dalam hal ini dengan
memuji-muji ataupun mencela. Saya harus membicarakan Kebenaran itu sesuai yang
saya pahami supaya saya dipersalahkan.
Kebenaran yang tegas yang dituangkan oleh Tongkat
Gembala, ialah hasil dari Alkitab dan Kesaksian-Kesaksian. Oleh sebab itu,
adalah tidak mungkin bahwa ia itu akan menjatuhkan nama para pemimpin
pilihan-Nya. Ini bukan satu-satunya periode dalam sejarah Ia memiliki sebuah
sidang. Ingat akan pekabaran-pekabaran keras yang telah dikirim-Nya kepada para
pemimpin pilihan-Nya dalam zaman yang silam. Tentu Saudara mengerti, bahwa
tuduhan itu bukan ditujukan kepada setiap orang secara pribadi; ia itu kepada
“malaikat dari sidangnya orang-orang Laodikea” (kepemimpinan sebagai sebuah
badan). Ia itu memang keras tetapi apakah itu tidak diperlukan?
Saya pikir kenyataan ini dapat Saudara buktikan sendiri
sampai puas. Saudara ketahui, bahwa jika sekiranya Saudara bangkit mengatakan
pekabaran di dalam Tongkat Gembala, atau salah satu yang sama dengannya, dengan
tuduhan-tuduhan yang sama yang telah mereka tuangkan atas saya akan juga
tertuang atas Saudara. Hal yang sama inipun akan terbukti benar terhadap setiap
orang secara pribadi yang berani menyampaikan Kebenaran yang tegas. Kelas
orang-orang yang hidup di zaman Kristus dahulu ada juga di sini sekarang, maka
jika Ia dahulu gagal menyakini mereka, adalah tidak mungkin bagi saya untuk
dapat meyakininya sekarang.
Memang, mungkin saja bagi seseorang untuk memisahkan
dirinya dari Allah dengan cara memisahkan dirinya dari saudara-saudaranya,
sekiranya ia dengan sukarela meninggalkan mereka. Tetapi saya tidak berbuat
sedemikian itu, justru merekalah yang telah bertekad untuk memisahkan saya.
Dalam hal ini mereka akan gagal secara menyedihkan, terkecuali mereka
melaksanakannya dengan kekerasan, dalam cara yang sama seperti Israel kuno yang
lalu menyia-nyiakan para nabi dan membunuh mereka. Jika Saudara memandang ke
Sion, pendeta --- maka ia itu tak akan mungkin memperoleh perdamaian dengan
Iblis. Jika Saudara tidak mau susah-susah, maka itu adalah karena Saudara tidak
melaksanakan pekerjaan yang diharapkan Allah dari Saudara. Hendaklah diingat,
bahwa hamba-hamba Allah jarang sekali mendapat tantangan dari dunia. Kesusahan
mereka adalah berasal dari saudara-saudara yang palsu di dalam sidang. Kita
tidak akan pernah mampu melaksanakan pekerjaan Eliyah dengan kata-kata yang
baik atau pembicaraan-pembicaraan yang indah. Maka jika kita membawa pekabaran
Eliyah, kita akan menimbulkan ketidakpuasan pada pihak orang-orang yang tidak
setia, sehingga memerlukan suatu perjuangan sampai kepada akhirnya. Juga adalah
benar bahwa sidang Allah belum pernah disesatkan dari Kebenaran oleh suatu
pekabaran palsu atau aniaya; berulang kali sidang dijatuhkan oleh para pemimpin
dari dalam sidang sendiri. Sedemikian inilah yang telah membagi sidang ke dalam
banyak bagian lalu menimbulkan perpecahan-perpecahan demi perpecahan-perpecahan
dan noda bagi kepentingan Kristus.
Tidak mungkin ada satupun penegasan yang lebih jelas
daripada yang terdapat di dalam buku Testimonies to Ministers, p. 475 mengenai
nabi Eliyah. Pendeta --- dalam salah satu dokumennya melawan saya, telah mengutip kata-kata Roh Nubuatan itu sesuai yang
ditemukan di dalam Tongkat Gembala, p. 87, dan menuduh saya sebagai penulisnya,
sehingga memperlihatkan seolah-olah sayalah yang menegaskan mengenai kedatangan
Eliyah itu, padahal saya hanya mengutip kata-kata itu dari Nyonya White. Oleh
berbuat demikian ia sedang menyembunyikan Kebenaran Roh Nubuatan itu dari umat
Allah lalu membantu musuh menipu sidang. Hamba Tuhan mengatakan pekabaran
Eliyah akan datang. (Lihat Testimonies, vol. 9, p. 16; Testimonies to
Ministers, p. 475). Mereka sedang memberitahukan kita, bahwa hukum hari Minggu
yang biru itulah yang akan mengguncangkan di dalam sidang; tetapi Roh Nubuatan
mengatakan : “Saya menanyakan arti dari keguncangan yang saya saksikan itu.
Lalu ditunjukkan bahwa ia itu disebabkan oleh kesaksian yang tegas dari nasehat
Saksi yang benar itu kepada orang-orang Laodikea. Ini akan mempengaruhi hati
orang yang menerimanya dan akan memimpin
mereka menjunjung tinggi standar lalu mengucapkan Kebenaran yang tegas.
Sebagian orang tidak akan tahan terhadap kesaksian yang tegas ini. Mereka akan
bangkit menentangnya, dan inilah yang akan membuat suatu kegoncangan di antara
umat Allah.” – Early Writings, p. 270.
Kenyataan yang sebenarnya bahwa mereka tidak mampu
menentang setiap bagian pekabaran di dalam Tongkat Gembala itu, akan terbukti
dengan sendirinya bahwa hal itu benar; dan kalau bukan Roh Allah sendiri yang
memungkinkannya, maka ia itu sudah akan sama saja dengan buku-buku mereka yang
lainnya. Mereka tidak menentang Tongkat Gembala, sebab mereka takut kalau-kalau
hal itu keliru, karena mereka tahu memang itulah Kebenaran. Alasan mengapa
mereka menyerangnya ialah karena ia itu menceritakan kebenaran tentang
perbuatan-perbuatan mereka yang tidak suci, dan sedang menganjurkan suatu
perubahan tegas segala perkara.
Saya tidak heran terhadap apa yang sedang mereka lakukan
terhadap diri saya, karena mereka juga sudah melakukan hal yang sama terhadap
Nyonya White, pendiri madzab gereja ini, dan yang telah mereka sendiri terima
sebagai hamba Tuhan. Bayangkanlah pekabaran yang datang dalam tahun 1888 kelas
pekerja-pekerja yang sama ini juga yang telah menghalanginya, sehingga
pekabaran itu tidak pernah mencapai umat. Jika mereka dahulu melakukan
perbuatan-perbuatan yang tidak suci sedemikian ini, maka adalah lebih mudah
bagi mereka untuk melakukannya sekarang.
Saudara berbicara mengenai penulisan kembali buku Tongkat
Gembala itu, dan supaya “berpegang pada satu pokok masalah, yaitu, 144.000 dan
sebuah panggilan bagi reformasi”, juga supaya memeriksakan bahasanya kepada
seorang guru bahasa Inggris. Saya percaya Saudara jujur dalam hal ini pendeta
---, dan saya menghargai sekali anjuranmu, tetapi saya juga percaya Saudara
akan memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang sedang saya katakan di sini,
karena saya akan mencoba menjelaskan kedudukan saya dalam takut akan Tuhan.
Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, sejauh
pengetahuan saya, tidak ada sesuatu pun di dalam Tongkat Gembala yang tidak
berkaitan dengan masalah 144.000 dan sebuah panggilan bagi reformasi. Saya kira
kalau saja Saudara mau menyelidikinya dari segi ini, maka Saudara akan melihat
kata-kata saya ini benar. Inilah salah satu alasan mengapa kami tidak mau
melepaskan salah satu dari judul-judul itu. Alasan kami yang kedua ialah, bahwa
kebenaran 144.000 datang melalui judul-judul itu terhadap mana banyak orang
berkeberatan, dan barang kali Saudara juga menentangnya, bukan? Sekarang,
pendeta ---, pikirkanlah sejenak betapa bodohnya orang yang membunuh ayam
segera setelah anak-anaknya ditetas.
Saya setuju dengan Saudara, pendeta ---, bahwa sekiranya
saya mempunyai cara sendiri saya tidak akan pernah menulis pendapat seperti itu
saya sudah akan memasukkan semua hal-hal yang indah-indah saja, dan membiarkan
semua tuduhan dan kecaman. Saya tentunya menyewa guru bahasa Inggris yang
terbaik supaya ia menghiasi hal itu dengan bunga-bunga bahasa yang baik;
sehingga dengan demikian terjamin, bahwa buku itu akan disambut di dalam setiap
rumah tangga. Tetapi sekiranya saya telah berbuat begitu, ia itu sudah akan
bertentangan dengan prisip dan tujuannya, dan nada suaranya sudah akan
menyalahi profesinya. Dengan perkataan lain, ia itu sudah akan merupakan yang
tak tergambarkan --- “menyerupai domba”, tetapi berbicara seperti seekor naga.
Maksud dari Tongkat Gembala ialah “berseru dengan keras,
jangan tahan”, tunjukkan semua dosa dan telanjangi semua yang memalukan. Ia itu untuk merusak kepercayaan domba-domba kepada lengan daging. Oleh
kelemahan manusianya ia itu akan merendahkan semua pandangan yang sombong, dan
menundukkan keangkuhan orang-orang. Misinya adalah untuk merendahkan
orang-orang yang sombong, dan supaya Tuhan saja yang dijunjung tinggi. (Bacalah
Yesaya 2; Wahyu 3 : 5; Yeremia 17 : 5 – 7).
Kalau saja Tongkat Gembala tidak menuangkan keluar
Kebenaran yang tegas dan menceritakan perkara-perkara yang oleh kita disangka
tidak akan mendatangkan malu kepada sidang Allah, dan kepada para pengawal di
atas tembok-tembok Sion, maka Allah tidak mungkin ditinggikan oleh
“tindakan-Nya yang aneh” dengan kegenapan Yeheskiel 9 itu. Pekabaran di dalam Tongkat Gembala merupakan kesaksian bagi dunia mana
sidang yang merupakan milik-Nya. Oleh teladan ini (Yeheskiel 9) Ia akan
memanggil keluar domba-domba-Nya, lalu menyelesaikan dengan cepat
pekerjaan-Nya. “Bukan oleh kuat, juga bukan oleh kuasa, melainkan oleh Roh-Ku,
demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.” Dengan bergantung pada
orang-orang yang angkuh, Ia tidak pernah dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya,
atau pun menghimpunkan umat-Nya. Inilah sebabnya mengapa Tongkat Gembala berisikan
perkara-perkara yang dapat dibantah bagi pemikiran manusia.
Catatan Saudara lainnya yang sangat penting, Saudara
mengatakan, agar “jangan saya mengambil pendirian bahwa Tongkat Gembala adalah
tidak bersifat salah.” Saya belum pernah menggunakan perkataan “tidak bersifat
salah”; namun saya telah menegaskan, bahwa Tongkat Gembala itu ada berisikan
semua Kebenaran, atau tidak ada sama sekali Kebenaran di dalamnya. Pendirian
ini saya ambil berdasarkan kekuatan Alkitab dan Roh Nubuatan, karena keduanya
itu sepakat bahwa Allah saja yang mampu mengungkapkan Kebenaran itu dalam
Firman-Nya yang suci, tanpa menghiraukan kesederhanaannya. Ini berarti Ilham
yang terutama adalah benar mengenai Kebenaran pada waktunya. Firman itu
mengatakan : “Aku akan mengendalikan kamu ke dalam Semua Kebenaran.” Adakah
Saudara meragukan pernyataan yang jelas ini, pendeta ---? Mudah-mudahan tidak.
Pengakuan Saudara bahwa kami memiliki Kebenaran mengenai
144.000 itu, dan bahwa itu merupakan “pekabaran bagi jam” membuktikan kedudukan
saya. Wahyu yang sangat mengejutkan ini tidak diberitahu sebelum ini karena
masanya belum masak untuk itu. Kenyataan ini membuktikan, bahwa Allah mengawasi
seluruh Firman-Nya, dan kepada siapapun yang Ia mau Ia mengungkapkan Kebenaran
kepada mereka itu. Karena kita sudah memiliki pekabaran mengenai 144.000 itu,
dan bahwa mereka akan menjadi pengkhotbah-pengkhotbah dalam masa periode
“Seruan Keras” maka Firman Allah menyatakan, bahwa mereka itu adalah “tanpa
tipu di dalam mulutnya.” Bagaimanakah mungkin benar ayat ini jika sekiranya
pekabaran tentang diri mereka itu, dan yang harus mereka beritakan ternyata
masih bercampur dengan kekeliruan? Mengapakah Ia mau mengijinkan kekeliruan
itu? Apakah Ia sudah kehilangan kuasa-Nya? Bukankah itu kehendak-Nya agar kita
kelak mengetahui Kebenaran dan agar Kebenaran itu kelak membebaskan kita? Saya
tidak akan pernah mengatakan : “Allah tidak akan mengijinkan saya menyatakan semua
Kebenaran.” Bentuk ketidak-percayaan ini telah merupakan kesulitan pada
segala zaman : sementara mereka menyambut hal yang satu mereka menolak yang
lainnya, kejahatan inilah yang merajalela di mana-mana yang telah menjerumuskan
sidang sampai kepada kebingungan, kesesatan, dan ketidak-percayaan di waktu itu
terhadap Roh Nubuatan. Saudara mengatakan bahwa sebuah laporan sudah
dilaporkan, bahwa kami mengakui Ilham bagi buku itu, dan bahwa hal ini telah
memberikan suatu alasan lain bagi saudara-saudara untuk memisahkan diri dari
kami. Saya yakin adalah tidak masuk akan dan juga tidak beralasan bagi pihak
saudara-saudara kita untuk bertindak sedemikian ini. Mengapa mereka harus
bertaut pada kami jika buku itu memang tidak diilhami, pendeta ---? Saya tidak
akan mau membuang-buang waktu baginya, atau memberikan sesenpun untuk
membiayainya. Sekiranya ia itu bukan
dihubungkan secara Ilahi, maka bagaimanakah mungkin ia itu merupakan “Pekabaran
Bagi Jam”? Alasan-alasan yang bertentangan sedemikian ini menunjukkan, bahwa
orang-orang Laodikea sedemikian ini perlu menggosok mata mereka dengan “salep
mata”. Bayangkanlah, bahwa mereka mau menyambut buku itu jika ia itu bercampur
dengan kekeliruan-kekeliruan, tetapi segala Kebenaran mereka Tidak Mau.
Menyangkal Ilham dari pekabaran itu sama dengan membuang Allah keluar
daripadanya. Berdosa melawan Roh Kudus. Kiranya Allah mengampuni mereka untuk
pemikiran sedemikian itu.
Memang benar bahwa Iblis bertekad agar saya kelak tidak
berhasil. Saya telah menerima sejumlah surat yang membicarakan kepada saya
bagaimana mengajarkan pekabaran itu. Karena yang satu bertentangan dengan yang
lainnya, maka siapakah yang harus saya sambut sebagai pembimbing yang aman? Ada
satu bahaya, pendeta ---, karena menggenapi nubuatan seperti yang terdapat
dalam Testimonies to Ministers, pp. 475, 476. Berbicara mengenai pekabaran
Eliyah kita baca sebagai berikut : “Seseorang akan datang dalam roh dan kuasa
Eliyah, dan apabila ia muncul, orang akan mengatakan : ‘engkau terlalu
bersungguh-sungguh, engkau tidak menginterpretasikan Alkitab itu dalam cara
yang sepatutnya. Marilah kuceritakan kepadamu bagaimana mengajarkan pekabaran
itu’.” Kata-kata ini bukan datang dari orang-orang yang menentang pekabaran
itu, karena mereka mengatakan : “Marilah kuceritakan kepadamu bagaimana
mengajarkan pekabaran itu”.
Saya berharap, pendeta ---, saya tidak akan keliru dalam
apa yang sudah saya tegaskan di dalam surat ini. Bukannya maksud saya untuk
membangkit-bangkitkan kembali semua yang sudah Saudara katakan. Tujuan saya
hanya untuk menjernihkan Kebenaran itu dari kekeliruan, maka saya berharap
Saudara tidak akan tersinggung karena hal ini. Jika Saudara tidak dapat
menyangkal dengan fakta-fakta kedudukan saya dalam semua persoalan ini, maka ia
itu harus berarti saya benar, dan jalan yang teraman bagi kita ialah maju terus
secara terbuka dengan pekabaran Allah, karena ia itu memerlukan tindakan yang
cepat. Jika kita membagus-bagusi dan mempercantik apa yang Allah telah
ungkapkan, maka ia itu bukan lagi merupakan pekabaran-Nya, dan tak ada gunanya
membuang-buang waktu membicarakannya. Adalah tidak mungkin untuk menceritakan
kepada Saudara pengalaman saya, tetapi akan cukuplah akan mengatakan, bahwa
sekiranya Tongkat Gembala itu tidak diilhami, maka tidak mungkin saya
telah mengatakan demikian itu.
Keragu-raguan Saudara terhadap kenyataan ini bukan saja mempermalukan Allah,
melainkan juga membiarkan dirimu hampa akan kuasa-Nya, dan akan merampas dari
Saudara hasil usahamu.
Benarlah yang dikatakan oleh nabi Zakharia, bahwa sejarah
akan membuktikan, “dan engkau akan mengetahui bahwa Tuhan serwa sekalian alam
telah mengutus aku kepadamu.” Zakharia 4 : 9. Masih banyak lagi yang ingin saya
katakan, namun saya tak ingin merepotkan Saudara dengan terlalu banyak bacaan.
Saya akhiri di sini dengan kata-kata : “Hari ini sekiranya engkau mendengar
suara-Nya maka janganlah mengeraskan hatimu”.
Kiranya kita berhubungan lagi di lain kesempatan.
Semoga Tuhan yang baik itu memberkati Saudara dan
menjernihkan semua persoalan ini.
Saudaramu di dalam Kristus,
TTD
Victor T. Houteff
Tidak ada komentar:
Posting Komentar