Rabu, 03 Juni 2015

Sebuah Surat Penting yang Tidak Diedarkan


Los Angeles,
California
22 April 1932

 Pendeta __________ yang terhormat,

Ini adalah untuk menjawab kedua surat Saudara. Saya hampir-hampir tidak tahu bagaimana menjelaskan pokok masalah yang sangat penting ini, oleh mana Roh Allah melalui Firman-Nya yang suci telah membuka jalan bagi surat menyurat. Memang tidak sulit untuk mengungkapkan pendapat yang ingin saya sampaikan kepada Saudara, tetapi bagaimana mengucapkannya; takut kalau-kalau timbul sesuatu salah paham atau mengurangi Kebenaran itu yang telah Allah ungkapkan kepada umat-Nya dengan sedemikian besar kemurahan-Nya; karena menyadari bahwa ini sedang membicarakan suatu persoalan hidup atau mati. Pendeta -----, pertama-tama sekali saya ingin mengucapkan terima kasih bagi perhatian Saudara pada saya, karena saya benar-benar yakin Saudara adalah jujur dan sangat ingin agar madzab gereja mau menyambut pekabaran di dalam Tongkat Gembala itu, dengan demikian dapat menghindari suatu kerugian nyawa yang besar.

Sekiranya saya telah berbuat sesuatu kesalahan sehingga membuat mereka berbalik menentangnya, karena saya telah berbuat yang terbaik sepanjang pengetahuan saya. Pada pihak saya, saya bersedia berbuat apa saja sekiranya itu dapat merubah keadaan apakah itu berupa pengakuan segala kekeliruan saya atau bahkan menyerahkan nyawaku sekalipun kalau saja ia itu dapat menyelamatkan sidang Allah.

Rupanya Saudara mengira kepemimpinan madzab gereja kita sudah akan menyambut pekabaran di dalam Tongkat Gembala itu kalau saja saya menghapuskan setiap pendapat terkecuali berpegang pada “suatu pokok masalah”, yaitu, mereka yang 144.000 itu, dan juga panggilan bagi reformasi. Saya harus mengakui, bahwa saya tidak tahu mengenai apapun di dalam Tongkat Gembala yang tidak berhubungan dengan kedua pokok masalah yang besar ini. Permohonan saya adalah agar kiranya Saudara menyebutkan judul-judul yang menurut perkiraan Saudara harus ditinggalkan. Dalam jawaban Saudara, Saudara hanya berbicara mengenai binatang yang menyerupai harimau kumbang dari Wahyu 13.

Tampaknya perlu agar saya memberikan kepada Saudara informasi selanjutnya mengenai semua urusan saya dengan saudara-saudara. Pekabaran di dalam Tongkat Gembala itu bukan datang serentak; ia itu adalah hasil dari beberapa kali penyelidikan Alkitab selama hampir dua tahun. Penyelidikan-penyelidikan ini telah disampaikan kepada sekelompok orang-orang percaya dari Sabat ke Sabat sebagaimana yang sudah Saudara saksikan sendiri. Pada mulanya sama sekali belum terpikirkan oleh kami mengenai apa yang ada di depan, ataupun untuk menulis sebuah buku -- ia itu secara berangsur-angsur datang. Dari permulaan sekali saya telah mencoba untuk mendapatkan suatu dengar pendapat khusus, atau sebaliknya mendatangkan beberapa pemimpin untuk melihat apa yang sedang dipermasalahkan, sampai menghimbau, bahwa adalah tugas mereka untuk membetulkan kami sekiranya kami keliru, atau sekiranya kami memiliki sesuatu kebenaran agar mereka mengetahuinya. Sambil menolak memberi kesempatan dengar pendapat bentuk apapun dengan kami, mereka melakukan apa saya yang mungkin untuk menutup tempat pertemuan kami, dan beberapa Saudara yang menghadiri penyelidikan-penyelidikan ini menjadi ngeri karena takut kehilangan keanggotaan sidang mereka. Roh penolakan mereka untuk berbicara mencari kebenaran dengan kami, membuktikan kelalaian mereka memperhatikan perkara-perkara Allah. Kenyataan ini membuktikan, bahwa bukannya apa yang terkandung di dalam Tongkat Gembala yang telah menghalangi mereka menyambut pekabaran itu, melainkan kenyataan bahwa mereka sedang mengatakan dalam hatinya : “Aku kaya dan telah melimpah kekayaanku, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi!” Dari semua tindakannya ini mereka sedang menggenapi nubuatan.

Saudara boleh mencatat dari halaman 338 (Tongkat Gembala, jilid 1, No. 3) bahwa saya telah  memberikan kepada mereka tiga puluh tiga buah naskah asli beberapa bulan sebelum buku itu terbit. Naskah-naskah asli ini berisikan hanya 172 halaman pertama dari buku itu yang membicarakan mereka yang 144.000 itu dan suatu panggilan bagi reformasi. Dari informasi ini Saudara boleh mencatat, bahwa binatang yang menyerupai macan tutul tidak terdapat di dalam naskah asli itu. Karena mereka telah menolak naskah asli itu sebelum buku itu terbit, maka terbukti dengan sendirinya, bahwa “binatang” itu bukan menjadi alasan yang membuat mereka menolak pekabaran itu.

Sekiranya kepemimpinan pergerakan Advent menyambut sesuatu pekabaran, pendeta -- , maka itu akan merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi dengan setiap pergerakan semenjak dari permulaan dunia. Itu pun akan bertentangan dengan Roh Nubuatan. Baca Testimonies, vol. 5, p. 62; Testimonies, vol. 6, p. 427, pada halaman atas. Mereka dapat saja membodohi dirinya, tetapi mereka tidak pernah dapat memaksa Allah.

Kebenaran mengenai binatang yang menyerupai macan tutul diungkapkan kepada kita sesudah mereka menolak pekabaran di dalam naskah asli itu oleh penyelidikan mereka yang tidak jujur, sehingga menunjukkan bahwa Allah mengawasi ungkapan firman-firman-Nya dan diungkapkan-Nya sekalian itu pada saatnya yang tepat. Hujat yang terdapat pada tujuh kepala itu adalah sebuah lambang yang membuktikan, bahwa kepemimpinan dari madzah gereja ini telah berbuat yang sama (kekejaman terhadap kebenaran). Dengan cara menolak pekabaran, sama seperti semua mereka yang lainnya, pada menjelang tahun 1844 yang lalu. Bukankah ini Kebenaran? Sekiranya demikian, maka apakah kesalahan interpretasi mengenai kepala-kepala itu? Mereka mengira ini sama dengan menyebut sidang, Babil. Tetapi sekiranya Tongkat Gembala keliru dalam hal ini, maka mereka juga akan menemukan kesalahan pada Kristus, karena Ia juga telah memperhitungkan “tujuh sidang” di dalam Wahyu pasal 3 dan telah  memberikan catatan terburuk mereka semua sampai dengan orang-orang Laodikea (Masehi Advent Hari Ketujuh). Jika Kristus oleh berbuat demikian ini tidak menyebut orang-orang Laodikea itu Babil, maka interpretasi terhadap kepala-kepala itupun tidak akan menyebutnya Babil. Karena madzab gereja ini bukan Babil, bukanlah suatu pertanda bahwa kita adalah lebih baik, melainkan justru terburuk sejauh tuduhannya yang bersangkutan. (makin banyak terang, makin besar dosanya -- hujatnya). Jika tujuh madzab gereja ini bukan tujuh sidang dari buku Wahyu itu, maka siapakah mereka itu?

Saya sedang mencoba menjawab surat Saudara, pendeta ---, dalam cara saya yang sederhana, bukan dengan maksud membangkit-bangkitkan kembali semua perkara yang sudah Saudara katakan, melainkan dalam takut oleh doa agar supaya saya tidak berbuat apapun yang tidak adil dalam hal ini dengan memuji-muji ataupun mencela. Saya harus membicarakan Kebenaran itu sesuai yang saya pahami supaya saya dipersalahkan.

Kebenaran yang tegas yang dituangkan oleh Tongkat Gembala, ialah hasil dari Alkitab dan Kesaksian-Kesaksian. Oleh sebab itu, adalah tidak mungkin bahwa ia itu akan menjatuhkan nama para pemimpin pilihan-Nya. Ini bukan satu-satunya periode dalam sejarah Ia memiliki sebuah sidang. Ingat akan pekabaran-pekabaran keras yang telah dikirim-Nya kepada para pemimpin pilihan-Nya dalam zaman yang silam. Tentu Saudara mengerti, bahwa tuduhan itu bukan ditujukan kepada setiap orang secara pribadi; ia itu kepada “malaikat dari sidangnya orang-orang Laodikea” (kepemimpinan sebagai sebuah badan). Ia itu memang keras tetapi apakah itu tidak diperlukan?

Saya pikir kenyataan ini dapat Saudara buktikan sendiri sampai puas. Saudara ketahui, bahwa jika sekiranya Saudara bangkit mengatakan pekabaran di dalam Tongkat Gembala, atau salah satu yang sama dengannya, dengan tuduhan-tuduhan yang sama yang telah mereka tuangkan atas saya akan juga tertuang atas Saudara. Hal yang sama inipun akan terbukti benar terhadap setiap orang secara pribadi yang berani menyampaikan Kebenaran yang tegas. Kelas orang-orang yang hidup di zaman Kristus dahulu ada juga di sini sekarang, maka jika Ia dahulu gagal menyakini mereka, adalah tidak mungkin bagi saya untuk dapat meyakininya sekarang.

Memang, mungkin saja bagi seseorang untuk memisahkan dirinya dari Allah dengan cara memisahkan dirinya dari saudara-saudaranya, sekiranya ia dengan sukarela meninggalkan mereka. Tetapi saya tidak berbuat sedemikian itu, justru merekalah yang telah bertekad untuk memisahkan saya. Dalam hal ini mereka akan gagal secara menyedihkan, terkecuali mereka melaksanakannya dengan kekerasan, dalam cara yang sama seperti Israel kuno yang lalu menyia-nyiakan para nabi dan membunuh mereka. Jika Saudara memandang ke Sion, pendeta --- maka ia itu tak akan mungkin memperoleh perdamaian dengan Iblis. Jika Saudara tidak mau susah-susah, maka itu adalah karena Saudara tidak melaksanakan pekerjaan yang diharapkan Allah dari Saudara. Hendaklah diingat, bahwa hamba-hamba Allah jarang sekali mendapat tantangan dari dunia. Kesusahan mereka adalah berasal dari saudara-saudara yang palsu di dalam sidang. Kita tidak akan pernah mampu melaksanakan pekerjaan Eliyah dengan kata-kata yang baik atau pembicaraan-pembicaraan yang indah. Maka jika kita membawa pekabaran Eliyah, kita akan menimbulkan ketidakpuasan pada pihak orang-orang yang tidak setia, sehingga memerlukan suatu perjuangan sampai kepada akhirnya. Juga adalah benar bahwa sidang Allah belum pernah disesatkan dari Kebenaran oleh suatu pekabaran palsu atau aniaya; berulang kali sidang dijatuhkan oleh para pemimpin dari dalam sidang sendiri. Sedemikian inilah yang telah membagi sidang ke dalam banyak bagian lalu menimbulkan perpecahan-perpecahan demi perpecahan-perpecahan dan noda bagi kepentingan Kristus.

Tidak mungkin ada satupun penegasan yang lebih jelas daripada yang terdapat di dalam buku Testimonies to Ministers, p. 475 mengenai nabi Eliyah. Pendeta --- dalam salah satu dokumennya melawan saya, telah  mengutip kata-kata Roh Nubuatan itu sesuai yang ditemukan di dalam Tongkat Gembala, p. 87, dan menuduh saya sebagai penulisnya, sehingga memperlihatkan seolah-olah sayalah yang menegaskan mengenai kedatangan Eliyah itu, padahal saya hanya mengutip kata-kata itu dari Nyonya White. Oleh berbuat demikian ia sedang menyembunyikan Kebenaran Roh Nubuatan itu dari umat Allah lalu membantu musuh menipu sidang. Hamba Tuhan mengatakan pekabaran Eliyah akan datang. (Lihat Testimonies, vol. 9, p. 16; Testimonies to Ministers, p. 475). Mereka sedang memberitahukan kita, bahwa hukum hari Minggu yang biru itulah yang akan mengguncangkan di dalam sidang; tetapi Roh Nubuatan mengatakan : “Saya menanyakan arti dari keguncangan yang saya saksikan itu. Lalu ditunjukkan bahwa ia itu disebabkan oleh kesaksian yang tegas dari nasehat Saksi yang benar itu kepada orang-orang Laodikea. Ini akan mempengaruhi hati orang yang menerimanya dan akan memimpin  mereka menjunjung tinggi standar lalu mengucapkan Kebenaran yang tegas. Sebagian orang tidak akan tahan terhadap kesaksian yang tegas ini. Mereka akan bangkit menentangnya, dan inilah yang akan membuat suatu kegoncangan di antara umat Allah.” – Early Writings, p. 270.

Kenyataan yang sebenarnya bahwa mereka tidak mampu menentang setiap bagian pekabaran di dalam Tongkat Gembala itu, akan terbukti dengan sendirinya bahwa hal itu benar; dan kalau bukan Roh Allah sendiri yang memungkinkannya, maka ia itu sudah akan sama saja dengan buku-buku mereka yang lainnya. Mereka tidak menentang Tongkat Gembala, sebab mereka takut kalau-kalau hal itu keliru, karena mereka tahu memang itulah Kebenaran. Alasan mengapa mereka menyerangnya ialah karena ia itu menceritakan kebenaran tentang perbuatan-perbuatan mereka yang tidak suci, dan sedang menganjurkan suatu perubahan tegas segala perkara.

Saya tidak heran terhadap apa yang sedang mereka lakukan terhadap diri saya, karena mereka juga sudah melakukan hal yang sama terhadap Nyonya White, pendiri madzab gereja ini, dan yang telah mereka sendiri terima sebagai hamba Tuhan. Bayangkanlah pekabaran yang datang dalam tahun 1888 kelas pekerja-pekerja yang sama ini juga yang telah menghalanginya, sehingga pekabaran itu tidak pernah mencapai umat. Jika mereka dahulu melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak suci sedemikian ini, maka adalah lebih mudah bagi mereka untuk melakukannya sekarang.

Saudara berbicara mengenai penulisan kembali buku Tongkat Gembala itu, dan supaya “berpegang pada satu pokok masalah, yaitu, 144.000 dan sebuah panggilan bagi reformasi”, juga supaya memeriksakan bahasanya kepada seorang guru bahasa Inggris. Saya percaya Saudara jujur dalam hal ini pendeta ---, dan saya menghargai sekali anjuranmu, tetapi saya juga percaya Saudara akan memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang sedang saya katakan di sini, karena saya akan mencoba menjelaskan kedudukan saya dalam takut akan Tuhan.

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, sejauh pengetahuan saya, tidak ada sesuatu pun di dalam Tongkat Gembala yang tidak berkaitan dengan masalah 144.000 dan sebuah panggilan bagi reformasi. Saya kira kalau saja Saudara mau menyelidikinya dari segi ini, maka Saudara akan melihat kata-kata saya ini benar. Inilah salah satu alasan mengapa kami tidak mau melepaskan salah satu dari judul-judul itu. Alasan kami yang kedua ialah, bahwa kebenaran 144.000 datang melalui judul-judul itu terhadap mana banyak orang berkeberatan, dan barang kali Saudara juga menentangnya, bukan? Sekarang, pendeta ---, pikirkanlah sejenak betapa bodohnya orang yang membunuh ayam segera setelah anak-anaknya ditetas.

Saya setuju dengan Saudara, pendeta ---, bahwa sekiranya saya mempunyai cara sendiri saya tidak akan pernah menulis pendapat seperti itu saya sudah akan memasukkan semua hal-hal yang indah-indah saja, dan membiarkan semua tuduhan dan kecaman. Saya tentunya menyewa guru bahasa Inggris yang terbaik supaya ia menghiasi hal itu dengan bunga-bunga bahasa yang baik; sehingga dengan demikian terjamin, bahwa buku itu akan disambut di dalam setiap rumah tangga. Tetapi sekiranya saya telah berbuat begitu, ia itu sudah akan bertentangan dengan prisip dan tujuannya, dan nada suaranya sudah akan menyalahi profesinya. Dengan perkataan lain, ia itu sudah akan merupakan yang tak tergambarkan --- “menyerupai domba”, tetapi berbicara seperti seekor naga.

Maksud dari Tongkat Gembala ialah “berseru dengan keras, jangan tahan”, tunjukkan semua dosa dan telanjangi semua yang memalukan. Ia itu untuk merusak kepercayaan domba-domba kepada lengan daging. Oleh kelemahan manusianya ia itu akan merendahkan semua pandangan yang sombong, dan menundukkan keangkuhan orang-orang. Misinya adalah untuk merendahkan orang-orang yang sombong, dan supaya Tuhan saja yang dijunjung tinggi. (Bacalah Yesaya 2; Wahyu 3 : 5; Yeremia 17 : 5 – 7).

Kalau saja Tongkat Gembala tidak menuangkan keluar Kebenaran yang tegas dan menceritakan perkara-perkara yang oleh kita disangka tidak akan mendatangkan malu kepada sidang Allah, dan kepada para pengawal di atas tembok-tembok Sion, maka Allah tidak mungkin ditinggikan oleh “tindakan-Nya yang aneh” dengan kegenapan Yeheskiel 9 itu. Pekabaran di dalam Tongkat Gembala merupakan kesaksian bagi dunia mana sidang yang merupakan milik-Nya. Oleh teladan ini (Yeheskiel 9) Ia akan memanggil keluar domba-domba-Nya, lalu menyelesaikan dengan cepat pekerjaan-Nya. “Bukan oleh kuat, juga bukan oleh kuasa, melainkan oleh Roh-Ku, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.” Dengan bergantung pada orang-orang yang angkuh, Ia tidak pernah dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya, atau pun menghimpunkan umat-Nya. Inilah sebabnya mengapa Tongkat Gembala berisikan perkara-perkara yang dapat dibantah bagi pemikiran manusia.

Catatan Saudara lainnya yang sangat penting, Saudara mengatakan, agar “jangan saya mengambil pendirian bahwa Tongkat Gembala adalah tidak bersifat salah.” Saya belum pernah menggunakan perkataan “tidak bersifat salah”; namun saya telah menegaskan, bahwa Tongkat Gembala itu ada berisikan semua Kebenaran, atau tidak ada sama sekali Kebenaran di dalamnya. Pendirian ini saya ambil berdasarkan kekuatan Alkitab dan Roh Nubuatan, karena keduanya itu sepakat bahwa Allah saja yang mampu mengungkapkan Kebenaran itu dalam Firman-Nya yang suci, tanpa menghiraukan kesederhanaannya. Ini berarti Ilham yang terutama adalah benar mengenai Kebenaran pada waktunya. Firman itu mengatakan : “Aku akan mengendalikan kamu ke dalam Semua Kebenaran.” Adakah Saudara meragukan pernyataan yang jelas ini, pendeta ---? Mudah-mudahan tidak.

Pengakuan Saudara bahwa kami memiliki Kebenaran mengenai 144.000 itu, dan bahwa itu merupakan “pekabaran bagi jam” membuktikan kedudukan saya. Wahyu yang sangat mengejutkan ini tidak diberitahu sebelum ini karena masanya belum masak untuk itu. Kenyataan ini membuktikan, bahwa Allah mengawasi seluruh Firman-Nya, dan kepada siapapun yang Ia mau Ia mengungkapkan Kebenaran kepada mereka itu. Karena kita sudah memiliki pekabaran mengenai 144.000 itu, dan bahwa mereka akan menjadi pengkhotbah-pengkhotbah dalam masa periode “Seruan Keras” maka Firman Allah menyatakan, bahwa mereka itu adalah “tanpa tipu di dalam mulutnya.” Bagaimanakah mungkin benar ayat ini jika sekiranya pekabaran tentang diri mereka itu, dan yang harus mereka beritakan ternyata masih bercampur dengan kekeliruan? Mengapakah Ia mau mengijinkan kekeliruan itu? Apakah Ia sudah kehilangan kuasa-Nya? Bukankah itu kehendak-Nya agar kita kelak mengetahui Kebenaran dan agar Kebenaran itu kelak membebaskan kita? Saya tidak akan pernah mengatakan : “Allah tidak akan mengijinkan saya menyatakan semua Kebenaran.” Bentuk ketidak-percayaan ini telah merupakan kesulitan pada segala zaman : sementara mereka menyambut hal yang satu mereka menolak yang lainnya, kejahatan inilah yang merajalela di mana-mana yang telah menjerumuskan sidang sampai kepada kebingungan, kesesatan, dan ketidak-percayaan di waktu itu terhadap Roh Nubuatan. Saudara mengatakan bahwa sebuah laporan sudah dilaporkan, bahwa kami mengakui Ilham bagi buku itu, dan bahwa hal ini telah memberikan suatu alasan lain bagi saudara-saudara untuk memisahkan diri dari kami. Saya yakin adalah tidak masuk akan dan juga tidak beralasan bagi pihak saudara-saudara kita untuk bertindak sedemikian ini. Mengapa mereka harus bertaut pada kami jika buku itu memang tidak diilhami, pendeta ---? Saya tidak akan mau membuang-buang waktu baginya, atau memberikan sesenpun untuk membiayainya.  Sekiranya ia itu bukan dihubungkan secara Ilahi, maka bagaimanakah mungkin ia itu merupakan “Pekabaran Bagi Jam”? Alasan-alasan yang bertentangan sedemikian ini menunjukkan, bahwa orang-orang Laodikea sedemikian ini perlu menggosok mata mereka dengan “salep mata”. Bayangkanlah, bahwa mereka mau menyambut buku itu jika ia itu bercampur dengan kekeliruan-kekeliruan, tetapi segala Kebenaran mereka Tidak Mau. Menyangkal Ilham dari pekabaran itu sama dengan membuang Allah keluar daripadanya. Berdosa melawan Roh Kudus. Kiranya Allah mengampuni mereka untuk pemikiran sedemikian itu.

Memang benar bahwa Iblis bertekad agar saya kelak tidak berhasil. Saya telah menerima sejumlah surat yang membicarakan kepada saya bagaimana mengajarkan pekabaran itu. Karena yang satu bertentangan dengan yang lainnya, maka siapakah yang harus saya sambut sebagai pembimbing yang aman? Ada satu bahaya, pendeta ---, karena menggenapi nubuatan seperti yang terdapat dalam Testimonies to Ministers, pp. 475, 476. Berbicara mengenai pekabaran Eliyah kita baca sebagai berikut : “Seseorang akan datang dalam roh dan kuasa Eliyah, dan apabila ia muncul, orang akan mengatakan : ‘engkau terlalu bersungguh-sungguh, engkau tidak menginterpretasikan Alkitab itu dalam cara yang sepatutnya. Marilah kuceritakan kepadamu bagaimana mengajarkan pekabaran itu’.” Kata-kata ini bukan datang dari orang-orang yang menentang pekabaran itu, karena mereka mengatakan : “Marilah kuceritakan kepadamu bagaimana mengajarkan pekabaran itu”.

Saya berharap, pendeta ---, saya tidak akan keliru dalam apa yang sudah saya tegaskan di dalam surat ini. Bukannya maksud saya untuk membangkit-bangkitkan kembali semua yang sudah Saudara katakan. Tujuan saya hanya untuk menjernihkan Kebenaran itu dari kekeliruan, maka saya berharap Saudara tidak akan tersinggung karena hal ini. Jika Saudara tidak dapat menyangkal dengan fakta-fakta kedudukan saya dalam semua persoalan ini, maka ia itu harus berarti saya benar, dan jalan yang teraman bagi kita ialah maju terus secara terbuka dengan pekabaran Allah, karena ia itu memerlukan tindakan yang cepat. Jika kita membagus-bagusi dan mempercantik apa yang Allah telah ungkapkan, maka ia itu bukan lagi merupakan pekabaran-Nya, dan tak ada gunanya membuang-buang waktu membicarakannya. Adalah tidak mungkin untuk menceritakan kepada Saudara pengalaman saya, tetapi akan cukuplah akan mengatakan, bahwa sekiranya Tongkat Gembala itu tidak diilhami, maka tidak mungkin saya telah  mengatakan demikian itu. Keragu-raguan Saudara terhadap kenyataan ini bukan saja mempermalukan Allah, melainkan juga membiarkan dirimu hampa akan kuasa-Nya, dan akan merampas dari Saudara hasil usahamu.

Benarlah yang dikatakan oleh nabi Zakharia, bahwa sejarah akan membuktikan, “dan engkau akan mengetahui bahwa Tuhan serwa sekalian alam telah mengutus aku kepadamu.” Zakharia 4 : 9. Masih banyak lagi yang ingin saya katakan, namun saya tak ingin merepotkan Saudara dengan terlalu banyak bacaan. Saya akhiri di sini dengan kata-kata : “Hari ini sekiranya engkau mendengar suara-Nya maka janganlah mengeraskan hatimu”.

Kiranya kita berhubungan lagi di lain kesempatan.

Semoga Tuhan yang baik itu memberkati Saudara dan menjernihkan semua persoalan ini.


Saudaramu di dalam Kristus,

TTD                   

Victor T. Houteff         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar