Rabu, 03 Juni 2015

Sebuah Surat Penting yang Tidak Diedarkan


Los Angeles,
California
22 April 1932

 Pendeta __________ yang terhormat,

Ini adalah untuk menjawab kedua surat Saudara. Saya hampir-hampir tidak tahu bagaimana menjelaskan pokok masalah yang sangat penting ini, oleh mana Roh Allah melalui Firman-Nya yang suci telah membuka jalan bagi surat menyurat. Memang tidak sulit untuk mengungkapkan pendapat yang ingin saya sampaikan kepada Saudara, tetapi bagaimana mengucapkannya; takut kalau-kalau timbul sesuatu salah paham atau mengurangi Kebenaran itu yang telah Allah ungkapkan kepada umat-Nya dengan sedemikian besar kemurahan-Nya; karena menyadari bahwa ini sedang membicarakan suatu persoalan hidup atau mati. Pendeta -----, pertama-tama sekali saya ingin mengucapkan terima kasih bagi perhatian Saudara pada saya, karena saya benar-benar yakin Saudara adalah jujur dan sangat ingin agar madzab gereja mau menyambut pekabaran di dalam Tongkat Gembala itu, dengan demikian dapat menghindari suatu kerugian nyawa yang besar.

Sekiranya saya telah berbuat sesuatu kesalahan sehingga membuat mereka berbalik menentangnya, karena saya telah berbuat yang terbaik sepanjang pengetahuan saya. Pada pihak saya, saya bersedia berbuat apa saja sekiranya itu dapat merubah keadaan apakah itu berupa pengakuan segala kekeliruan saya atau bahkan menyerahkan nyawaku sekalipun kalau saja ia itu dapat menyelamatkan sidang Allah.

Rupanya Saudara mengira kepemimpinan madzab gereja kita sudah akan menyambut pekabaran di dalam Tongkat Gembala itu kalau saja saya menghapuskan setiap pendapat terkecuali berpegang pada “suatu pokok masalah”, yaitu, mereka yang 144.000 itu, dan juga panggilan bagi reformasi. Saya harus mengakui, bahwa saya tidak tahu mengenai apapun di dalam Tongkat Gembala yang tidak berhubungan dengan kedua pokok masalah yang besar ini. Permohonan saya adalah agar kiranya Saudara menyebutkan judul-judul yang menurut perkiraan Saudara harus ditinggalkan. Dalam jawaban Saudara, Saudara hanya berbicara mengenai binatang yang menyerupai harimau kumbang dari Wahyu 13.

Tampaknya perlu agar saya memberikan kepada Saudara informasi selanjutnya mengenai semua urusan saya dengan saudara-saudara. Pekabaran di dalam Tongkat Gembala itu bukan datang serentak; ia itu adalah hasil dari beberapa kali penyelidikan Alkitab selama hampir dua tahun. Penyelidikan-penyelidikan ini telah disampaikan kepada sekelompok orang-orang percaya dari Sabat ke Sabat sebagaimana yang sudah Saudara saksikan sendiri. Pada mulanya sama sekali belum terpikirkan oleh kami mengenai apa yang ada di depan, ataupun untuk menulis sebuah buku -- ia itu secara berangsur-angsur datang. Dari permulaan sekali saya telah mencoba untuk mendapatkan suatu dengar pendapat khusus, atau sebaliknya mendatangkan beberapa pemimpin untuk melihat apa yang sedang dipermasalahkan, sampai menghimbau, bahwa adalah tugas mereka untuk membetulkan kami sekiranya kami keliru, atau sekiranya kami memiliki sesuatu kebenaran agar mereka mengetahuinya. Sambil menolak memberi kesempatan dengar pendapat bentuk apapun dengan kami, mereka melakukan apa saya yang mungkin untuk menutup tempat pertemuan kami, dan beberapa Saudara yang menghadiri penyelidikan-penyelidikan ini menjadi ngeri karena takut kehilangan keanggotaan sidang mereka. Roh penolakan mereka untuk berbicara mencari kebenaran dengan kami, membuktikan kelalaian mereka memperhatikan perkara-perkara Allah. Kenyataan ini membuktikan, bahwa bukannya apa yang terkandung di dalam Tongkat Gembala yang telah menghalangi mereka menyambut pekabaran itu, melainkan kenyataan bahwa mereka sedang mengatakan dalam hatinya : “Aku kaya dan telah melimpah kekayaanku, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi!” Dari semua tindakannya ini mereka sedang menggenapi nubuatan.

Saudara boleh mencatat dari halaman 338 (Tongkat Gembala, jilid 1, No. 3) bahwa saya telah  memberikan kepada mereka tiga puluh tiga buah naskah asli beberapa bulan sebelum buku itu terbit. Naskah-naskah asli ini berisikan hanya 172 halaman pertama dari buku itu yang membicarakan mereka yang 144.000 itu dan suatu panggilan bagi reformasi. Dari informasi ini Saudara boleh mencatat, bahwa binatang yang menyerupai macan tutul tidak terdapat di dalam naskah asli itu. Karena mereka telah menolak naskah asli itu sebelum buku itu terbit, maka terbukti dengan sendirinya, bahwa “binatang” itu bukan menjadi alasan yang membuat mereka menolak pekabaran itu.

Sekiranya kepemimpinan pergerakan Advent menyambut sesuatu pekabaran, pendeta -- , maka itu akan merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi dengan setiap pergerakan semenjak dari permulaan dunia. Itu pun akan bertentangan dengan Roh Nubuatan. Baca Testimonies, vol. 5, p. 62; Testimonies, vol. 6, p. 427, pada halaman atas. Mereka dapat saja membodohi dirinya, tetapi mereka tidak pernah dapat memaksa Allah.

Kebenaran mengenai binatang yang menyerupai macan tutul diungkapkan kepada kita sesudah mereka menolak pekabaran di dalam naskah asli itu oleh penyelidikan mereka yang tidak jujur, sehingga menunjukkan bahwa Allah mengawasi ungkapan firman-firman-Nya dan diungkapkan-Nya sekalian itu pada saatnya yang tepat. Hujat yang terdapat pada tujuh kepala itu adalah sebuah lambang yang membuktikan, bahwa kepemimpinan dari madzah gereja ini telah berbuat yang sama (kekejaman terhadap kebenaran). Dengan cara menolak pekabaran, sama seperti semua mereka yang lainnya, pada menjelang tahun 1844 yang lalu. Bukankah ini Kebenaran? Sekiranya demikian, maka apakah kesalahan interpretasi mengenai kepala-kepala itu? Mereka mengira ini sama dengan menyebut sidang, Babil. Tetapi sekiranya Tongkat Gembala keliru dalam hal ini, maka mereka juga akan menemukan kesalahan pada Kristus, karena Ia juga telah memperhitungkan “tujuh sidang” di dalam Wahyu pasal 3 dan telah  memberikan catatan terburuk mereka semua sampai dengan orang-orang Laodikea (Masehi Advent Hari Ketujuh). Jika Kristus oleh berbuat demikian ini tidak menyebut orang-orang Laodikea itu Babil, maka interpretasi terhadap kepala-kepala itupun tidak akan menyebutnya Babil. Karena madzab gereja ini bukan Babil, bukanlah suatu pertanda bahwa kita adalah lebih baik, melainkan justru terburuk sejauh tuduhannya yang bersangkutan. (makin banyak terang, makin besar dosanya -- hujatnya). Jika tujuh madzab gereja ini bukan tujuh sidang dari buku Wahyu itu, maka siapakah mereka itu?

Saya sedang mencoba menjawab surat Saudara, pendeta ---, dalam cara saya yang sederhana, bukan dengan maksud membangkit-bangkitkan kembali semua perkara yang sudah Saudara katakan, melainkan dalam takut oleh doa agar supaya saya tidak berbuat apapun yang tidak adil dalam hal ini dengan memuji-muji ataupun mencela. Saya harus membicarakan Kebenaran itu sesuai yang saya pahami supaya saya dipersalahkan.

Kebenaran yang tegas yang dituangkan oleh Tongkat Gembala, ialah hasil dari Alkitab dan Kesaksian-Kesaksian. Oleh sebab itu, adalah tidak mungkin bahwa ia itu akan menjatuhkan nama para pemimpin pilihan-Nya. Ini bukan satu-satunya periode dalam sejarah Ia memiliki sebuah sidang. Ingat akan pekabaran-pekabaran keras yang telah dikirim-Nya kepada para pemimpin pilihan-Nya dalam zaman yang silam. Tentu Saudara mengerti, bahwa tuduhan itu bukan ditujukan kepada setiap orang secara pribadi; ia itu kepada “malaikat dari sidangnya orang-orang Laodikea” (kepemimpinan sebagai sebuah badan). Ia itu memang keras tetapi apakah itu tidak diperlukan?

Saya pikir kenyataan ini dapat Saudara buktikan sendiri sampai puas. Saudara ketahui, bahwa jika sekiranya Saudara bangkit mengatakan pekabaran di dalam Tongkat Gembala, atau salah satu yang sama dengannya, dengan tuduhan-tuduhan yang sama yang telah mereka tuangkan atas saya akan juga tertuang atas Saudara. Hal yang sama inipun akan terbukti benar terhadap setiap orang secara pribadi yang berani menyampaikan Kebenaran yang tegas. Kelas orang-orang yang hidup di zaman Kristus dahulu ada juga di sini sekarang, maka jika Ia dahulu gagal menyakini mereka, adalah tidak mungkin bagi saya untuk dapat meyakininya sekarang.

Memang, mungkin saja bagi seseorang untuk memisahkan dirinya dari Allah dengan cara memisahkan dirinya dari saudara-saudaranya, sekiranya ia dengan sukarela meninggalkan mereka. Tetapi saya tidak berbuat sedemikian itu, justru merekalah yang telah bertekad untuk memisahkan saya. Dalam hal ini mereka akan gagal secara menyedihkan, terkecuali mereka melaksanakannya dengan kekerasan, dalam cara yang sama seperti Israel kuno yang lalu menyia-nyiakan para nabi dan membunuh mereka. Jika Saudara memandang ke Sion, pendeta --- maka ia itu tak akan mungkin memperoleh perdamaian dengan Iblis. Jika Saudara tidak mau susah-susah, maka itu adalah karena Saudara tidak melaksanakan pekerjaan yang diharapkan Allah dari Saudara. Hendaklah diingat, bahwa hamba-hamba Allah jarang sekali mendapat tantangan dari dunia. Kesusahan mereka adalah berasal dari saudara-saudara yang palsu di dalam sidang. Kita tidak akan pernah mampu melaksanakan pekerjaan Eliyah dengan kata-kata yang baik atau pembicaraan-pembicaraan yang indah. Maka jika kita membawa pekabaran Eliyah, kita akan menimbulkan ketidakpuasan pada pihak orang-orang yang tidak setia, sehingga memerlukan suatu perjuangan sampai kepada akhirnya. Juga adalah benar bahwa sidang Allah belum pernah disesatkan dari Kebenaran oleh suatu pekabaran palsu atau aniaya; berulang kali sidang dijatuhkan oleh para pemimpin dari dalam sidang sendiri. Sedemikian inilah yang telah membagi sidang ke dalam banyak bagian lalu menimbulkan perpecahan-perpecahan demi perpecahan-perpecahan dan noda bagi kepentingan Kristus.

Tidak mungkin ada satupun penegasan yang lebih jelas daripada yang terdapat di dalam buku Testimonies to Ministers, p. 475 mengenai nabi Eliyah. Pendeta --- dalam salah satu dokumennya melawan saya, telah  mengutip kata-kata Roh Nubuatan itu sesuai yang ditemukan di dalam Tongkat Gembala, p. 87, dan menuduh saya sebagai penulisnya, sehingga memperlihatkan seolah-olah sayalah yang menegaskan mengenai kedatangan Eliyah itu, padahal saya hanya mengutip kata-kata itu dari Nyonya White. Oleh berbuat demikian ia sedang menyembunyikan Kebenaran Roh Nubuatan itu dari umat Allah lalu membantu musuh menipu sidang. Hamba Tuhan mengatakan pekabaran Eliyah akan datang. (Lihat Testimonies, vol. 9, p. 16; Testimonies to Ministers, p. 475). Mereka sedang memberitahukan kita, bahwa hukum hari Minggu yang biru itulah yang akan mengguncangkan di dalam sidang; tetapi Roh Nubuatan mengatakan : “Saya menanyakan arti dari keguncangan yang saya saksikan itu. Lalu ditunjukkan bahwa ia itu disebabkan oleh kesaksian yang tegas dari nasehat Saksi yang benar itu kepada orang-orang Laodikea. Ini akan mempengaruhi hati orang yang menerimanya dan akan memimpin  mereka menjunjung tinggi standar lalu mengucapkan Kebenaran yang tegas. Sebagian orang tidak akan tahan terhadap kesaksian yang tegas ini. Mereka akan bangkit menentangnya, dan inilah yang akan membuat suatu kegoncangan di antara umat Allah.” – Early Writings, p. 270.

Kenyataan yang sebenarnya bahwa mereka tidak mampu menentang setiap bagian pekabaran di dalam Tongkat Gembala itu, akan terbukti dengan sendirinya bahwa hal itu benar; dan kalau bukan Roh Allah sendiri yang memungkinkannya, maka ia itu sudah akan sama saja dengan buku-buku mereka yang lainnya. Mereka tidak menentang Tongkat Gembala, sebab mereka takut kalau-kalau hal itu keliru, karena mereka tahu memang itulah Kebenaran. Alasan mengapa mereka menyerangnya ialah karena ia itu menceritakan kebenaran tentang perbuatan-perbuatan mereka yang tidak suci, dan sedang menganjurkan suatu perubahan tegas segala perkara.

Saya tidak heran terhadap apa yang sedang mereka lakukan terhadap diri saya, karena mereka juga sudah melakukan hal yang sama terhadap Nyonya White, pendiri madzab gereja ini, dan yang telah mereka sendiri terima sebagai hamba Tuhan. Bayangkanlah pekabaran yang datang dalam tahun 1888 kelas pekerja-pekerja yang sama ini juga yang telah menghalanginya, sehingga pekabaran itu tidak pernah mencapai umat. Jika mereka dahulu melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak suci sedemikian ini, maka adalah lebih mudah bagi mereka untuk melakukannya sekarang.

Saudara berbicara mengenai penulisan kembali buku Tongkat Gembala itu, dan supaya “berpegang pada satu pokok masalah, yaitu, 144.000 dan sebuah panggilan bagi reformasi”, juga supaya memeriksakan bahasanya kepada seorang guru bahasa Inggris. Saya percaya Saudara jujur dalam hal ini pendeta ---, dan saya menghargai sekali anjuranmu, tetapi saya juga percaya Saudara akan memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang sedang saya katakan di sini, karena saya akan mencoba menjelaskan kedudukan saya dalam takut akan Tuhan.

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, sejauh pengetahuan saya, tidak ada sesuatu pun di dalam Tongkat Gembala yang tidak berkaitan dengan masalah 144.000 dan sebuah panggilan bagi reformasi. Saya kira kalau saja Saudara mau menyelidikinya dari segi ini, maka Saudara akan melihat kata-kata saya ini benar. Inilah salah satu alasan mengapa kami tidak mau melepaskan salah satu dari judul-judul itu. Alasan kami yang kedua ialah, bahwa kebenaran 144.000 datang melalui judul-judul itu terhadap mana banyak orang berkeberatan, dan barang kali Saudara juga menentangnya, bukan? Sekarang, pendeta ---, pikirkanlah sejenak betapa bodohnya orang yang membunuh ayam segera setelah anak-anaknya ditetas.

Saya setuju dengan Saudara, pendeta ---, bahwa sekiranya saya mempunyai cara sendiri saya tidak akan pernah menulis pendapat seperti itu saya sudah akan memasukkan semua hal-hal yang indah-indah saja, dan membiarkan semua tuduhan dan kecaman. Saya tentunya menyewa guru bahasa Inggris yang terbaik supaya ia menghiasi hal itu dengan bunga-bunga bahasa yang baik; sehingga dengan demikian terjamin, bahwa buku itu akan disambut di dalam setiap rumah tangga. Tetapi sekiranya saya telah berbuat begitu, ia itu sudah akan bertentangan dengan prisip dan tujuannya, dan nada suaranya sudah akan menyalahi profesinya. Dengan perkataan lain, ia itu sudah akan merupakan yang tak tergambarkan --- “menyerupai domba”, tetapi berbicara seperti seekor naga.

Maksud dari Tongkat Gembala ialah “berseru dengan keras, jangan tahan”, tunjukkan semua dosa dan telanjangi semua yang memalukan. Ia itu untuk merusak kepercayaan domba-domba kepada lengan daging. Oleh kelemahan manusianya ia itu akan merendahkan semua pandangan yang sombong, dan menundukkan keangkuhan orang-orang. Misinya adalah untuk merendahkan orang-orang yang sombong, dan supaya Tuhan saja yang dijunjung tinggi. (Bacalah Yesaya 2; Wahyu 3 : 5; Yeremia 17 : 5 – 7).

Kalau saja Tongkat Gembala tidak menuangkan keluar Kebenaran yang tegas dan menceritakan perkara-perkara yang oleh kita disangka tidak akan mendatangkan malu kepada sidang Allah, dan kepada para pengawal di atas tembok-tembok Sion, maka Allah tidak mungkin ditinggikan oleh “tindakan-Nya yang aneh” dengan kegenapan Yeheskiel 9 itu. Pekabaran di dalam Tongkat Gembala merupakan kesaksian bagi dunia mana sidang yang merupakan milik-Nya. Oleh teladan ini (Yeheskiel 9) Ia akan memanggil keluar domba-domba-Nya, lalu menyelesaikan dengan cepat pekerjaan-Nya. “Bukan oleh kuat, juga bukan oleh kuasa, melainkan oleh Roh-Ku, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.” Dengan bergantung pada orang-orang yang angkuh, Ia tidak pernah dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya, atau pun menghimpunkan umat-Nya. Inilah sebabnya mengapa Tongkat Gembala berisikan perkara-perkara yang dapat dibantah bagi pemikiran manusia.

Catatan Saudara lainnya yang sangat penting, Saudara mengatakan, agar “jangan saya mengambil pendirian bahwa Tongkat Gembala adalah tidak bersifat salah.” Saya belum pernah menggunakan perkataan “tidak bersifat salah”; namun saya telah menegaskan, bahwa Tongkat Gembala itu ada berisikan semua Kebenaran, atau tidak ada sama sekali Kebenaran di dalamnya. Pendirian ini saya ambil berdasarkan kekuatan Alkitab dan Roh Nubuatan, karena keduanya itu sepakat bahwa Allah saja yang mampu mengungkapkan Kebenaran itu dalam Firman-Nya yang suci, tanpa menghiraukan kesederhanaannya. Ini berarti Ilham yang terutama adalah benar mengenai Kebenaran pada waktunya. Firman itu mengatakan : “Aku akan mengendalikan kamu ke dalam Semua Kebenaran.” Adakah Saudara meragukan pernyataan yang jelas ini, pendeta ---? Mudah-mudahan tidak.

Pengakuan Saudara bahwa kami memiliki Kebenaran mengenai 144.000 itu, dan bahwa itu merupakan “pekabaran bagi jam” membuktikan kedudukan saya. Wahyu yang sangat mengejutkan ini tidak diberitahu sebelum ini karena masanya belum masak untuk itu. Kenyataan ini membuktikan, bahwa Allah mengawasi seluruh Firman-Nya, dan kepada siapapun yang Ia mau Ia mengungkapkan Kebenaran kepada mereka itu. Karena kita sudah memiliki pekabaran mengenai 144.000 itu, dan bahwa mereka akan menjadi pengkhotbah-pengkhotbah dalam masa periode “Seruan Keras” maka Firman Allah menyatakan, bahwa mereka itu adalah “tanpa tipu di dalam mulutnya.” Bagaimanakah mungkin benar ayat ini jika sekiranya pekabaran tentang diri mereka itu, dan yang harus mereka beritakan ternyata masih bercampur dengan kekeliruan? Mengapakah Ia mau mengijinkan kekeliruan itu? Apakah Ia sudah kehilangan kuasa-Nya? Bukankah itu kehendak-Nya agar kita kelak mengetahui Kebenaran dan agar Kebenaran itu kelak membebaskan kita? Saya tidak akan pernah mengatakan : “Allah tidak akan mengijinkan saya menyatakan semua Kebenaran.” Bentuk ketidak-percayaan ini telah merupakan kesulitan pada segala zaman : sementara mereka menyambut hal yang satu mereka menolak yang lainnya, kejahatan inilah yang merajalela di mana-mana yang telah menjerumuskan sidang sampai kepada kebingungan, kesesatan, dan ketidak-percayaan di waktu itu terhadap Roh Nubuatan. Saudara mengatakan bahwa sebuah laporan sudah dilaporkan, bahwa kami mengakui Ilham bagi buku itu, dan bahwa hal ini telah memberikan suatu alasan lain bagi saudara-saudara untuk memisahkan diri dari kami. Saya yakin adalah tidak masuk akan dan juga tidak beralasan bagi pihak saudara-saudara kita untuk bertindak sedemikian ini. Mengapa mereka harus bertaut pada kami jika buku itu memang tidak diilhami, pendeta ---? Saya tidak akan mau membuang-buang waktu baginya, atau memberikan sesenpun untuk membiayainya.  Sekiranya ia itu bukan dihubungkan secara Ilahi, maka bagaimanakah mungkin ia itu merupakan “Pekabaran Bagi Jam”? Alasan-alasan yang bertentangan sedemikian ini menunjukkan, bahwa orang-orang Laodikea sedemikian ini perlu menggosok mata mereka dengan “salep mata”. Bayangkanlah, bahwa mereka mau menyambut buku itu jika ia itu bercampur dengan kekeliruan-kekeliruan, tetapi segala Kebenaran mereka Tidak Mau. Menyangkal Ilham dari pekabaran itu sama dengan membuang Allah keluar daripadanya. Berdosa melawan Roh Kudus. Kiranya Allah mengampuni mereka untuk pemikiran sedemikian itu.

Memang benar bahwa Iblis bertekad agar saya kelak tidak berhasil. Saya telah menerima sejumlah surat yang membicarakan kepada saya bagaimana mengajarkan pekabaran itu. Karena yang satu bertentangan dengan yang lainnya, maka siapakah yang harus saya sambut sebagai pembimbing yang aman? Ada satu bahaya, pendeta ---, karena menggenapi nubuatan seperti yang terdapat dalam Testimonies to Ministers, pp. 475, 476. Berbicara mengenai pekabaran Eliyah kita baca sebagai berikut : “Seseorang akan datang dalam roh dan kuasa Eliyah, dan apabila ia muncul, orang akan mengatakan : ‘engkau terlalu bersungguh-sungguh, engkau tidak menginterpretasikan Alkitab itu dalam cara yang sepatutnya. Marilah kuceritakan kepadamu bagaimana mengajarkan pekabaran itu’.” Kata-kata ini bukan datang dari orang-orang yang menentang pekabaran itu, karena mereka mengatakan : “Marilah kuceritakan kepadamu bagaimana mengajarkan pekabaran itu”.

Saya berharap, pendeta ---, saya tidak akan keliru dalam apa yang sudah saya tegaskan di dalam surat ini. Bukannya maksud saya untuk membangkit-bangkitkan kembali semua yang sudah Saudara katakan. Tujuan saya hanya untuk menjernihkan Kebenaran itu dari kekeliruan, maka saya berharap Saudara tidak akan tersinggung karena hal ini. Jika Saudara tidak dapat menyangkal dengan fakta-fakta kedudukan saya dalam semua persoalan ini, maka ia itu harus berarti saya benar, dan jalan yang teraman bagi kita ialah maju terus secara terbuka dengan pekabaran Allah, karena ia itu memerlukan tindakan yang cepat. Jika kita membagus-bagusi dan mempercantik apa yang Allah telah ungkapkan, maka ia itu bukan lagi merupakan pekabaran-Nya, dan tak ada gunanya membuang-buang waktu membicarakannya. Adalah tidak mungkin untuk menceritakan kepada Saudara pengalaman saya, tetapi akan cukuplah akan mengatakan, bahwa sekiranya Tongkat Gembala itu tidak diilhami, maka tidak mungkin saya telah  mengatakan demikian itu. Keragu-raguan Saudara terhadap kenyataan ini bukan saja mempermalukan Allah, melainkan juga membiarkan dirimu hampa akan kuasa-Nya, dan akan merampas dari Saudara hasil usahamu.

Benarlah yang dikatakan oleh nabi Zakharia, bahwa sejarah akan membuktikan, “dan engkau akan mengetahui bahwa Tuhan serwa sekalian alam telah mengutus aku kepadamu.” Zakharia 4 : 9. Masih banyak lagi yang ingin saya katakan, namun saya tak ingin merepotkan Saudara dengan terlalu banyak bacaan. Saya akhiri di sini dengan kata-kata : “Hari ini sekiranya engkau mendengar suara-Nya maka janganlah mengeraskan hatimu”.

Kiranya kita berhubungan lagi di lain kesempatan.

Semoga Tuhan yang baik itu memberkati Saudara dan menjernihkan semua persoalan ini.


Saudaramu di dalam Kristus,

TTD                   

Victor T. Houteff         

Kepercayaan Kepercayaan Dasar Davidian Seventh-day Adventist

Karena muncul dalam tahun 1930 dari dalam madzab gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (“sidangnya orang-orang Laodikea”), maka Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh senantiasa melibatkan diri pada tugas nubuatan (yang diramalkan di dalam Yesaya 52 : 1) mempersiapkan sidang Laodikea, yaitu sidang yang terakhir dengan “lalang-lalang” di antara “gandum”, bagi pemberitaan Injil terakhir ke seluruh dunia.” Matius 24 : 14.

Persekutuan ini, bersama-sama dengan madzab gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, menganut “kepercayaan-kepercayaan dasar tertentu, yang ciri-ciri utamanya bersama-sama dengan sebagian petunjuk-petunjuk Alkitab yang menjadi landasannya”, pada dasarnya terinci sebagai berikut :

1.    Bahwa Alkitab Wasiat Lama dan Wasiat Baru telah dikaruniakan oleh Ilham Allah, berisikan suatu wahyu kehendak-Nya yang serba lengkap bagi manusia, dan merupakan satu-satunya peraturan iman dan perbuatan yang tidak keliru. 2 Timotius 3 : 15 – 17.

2.   Bahwa Keallahan atau Trinitas itu, adalah terdiri dari Bapa Yang Kekal, yaitu seorang Mahluk rohani yang bersifat pribadi yang maha kuasa, yang hadir dimana-mana, yang maha tahu, yang tak terbatas dalam kepintaran dan kasih sayang; Tuhan Yesus Kristus, Putera dari Bapa Yang Kekal itu, yang oleh-Nya segala perkara telah diciptakan dan oleh-Nya juga penyelamatan rombongan orang-orang yang ditebus akan diselesaikan; Roh Suci, yaitu orang pribadi yang ketiga dari Keallahan, yaitu kuasa pembaharuan yang besar dalam pekerjaan penebusan. Matius 28 : 19.

3.  Bahwa Yesus Kristus itulah Allah yang sebenarnya, karena sifat alamiah dan ujud-Nya adalah sama dengan Bapa Yang Kekal itu. Sambil mempertahankan sifat alamiah keilahian-Nya Ia telah mengenakan pada diri-Nya sifat alamiah dari keluarga manusia, Ia telah hidup di bumi sebagai manusia, memberi contoh dalam hidup-Nya sebagai Teladan bagi kita prinsip-prinsip kebenaran, membukitkan hubungan-Nya dengan Allah melalui berbagai mujizat-mujizat yang besar, telah mati karena dosa-dosa kita di atas kayu palang, telah bangkit dari kematian, dan telah naik kepada Bapa, dimana Ia hidup selama-lamanya untuk membela kita. Yohanes 1 : 1, 14; Ibrani 2 : 9 – 18; 8 : 1, 2; 4 : 14 – 16; 7 : 25.

4.   Bahwa untuk memperoleh selamat setiap orang harus menjalani kelahiran yang baru; bahwa ini meliputi suatu perobahan hidup dan tabiat yang menyeluruh oleh kuasa ciptaan kembali Allah melalui iman dalam Tuhan Yesus Kristus. Yohanes 3 : 16; Matius 18 : 3; Kisah Rasul-Rasul 2 : 37 – 39.

5.   Bahwa baptisan adalah suatu peraturan gereja Kristen yang akan menyusul pertobatan dan pengampunan dosa-dosa. Oleh mematuhinya iman akan diperlihatkan dalam kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus. Bahwa bentuk baptisan yang sepatutnya ialah dengan diselamkan. Roma 6 : 1 – 16; Kisah Rasul-Rasul 16 : 30 – 33.

6.  Bahwa kehendak Allah yang berkaitan dengan perilaku moral dapat dipahami di dalam hukum dari sepuluh perintah-Nya; bahwa sekaliannya ini merupakan peraturan-peraturan moral yang besar, yang tidak dapat berubah, yang mengikat terhadap semua orang, pada segala zaman. Keluaran 20 : 1 – 17.

7.   Bahwa perintah yang keempat dari hukum yang tak dapat berubah ini mewajibkan memperingati Sabat hari yang ketujuh. Pendirian yang suci ini sekaligus merupakan suatu peringatan akan kejadian bumi dan suatu tanda penyucian, yaitu tanda orang percaya berhenti dari segala pekerjaan dosanya sendiri, dan masuk ia ke dalam perhentian jiwa yang Yesus janjikan kepada orang-orang yang datang kepada-Nya. Kejadian 2 : 1 – 3; Keluaran 20 : 8 – 11; Ibrani 4 : 1 – 10.

8.    Bahwa hukum sepuluh perintah itu menunjukkan dosa, dan sanksinya adalah kematian. Hukum itu tidak dapat menyelamatkan pelanggar hukum dari dosanya, juga tidak dapat memberikan kuasa untuk menghalanginya supaya tidak berbuat dosa. Dalam kasih dan kemurahan yang tak terhingga Allah menyediakan suatu jalan oleh mana hal ini dapat terlaksana. Ia menyediakan suatu pengganti, yaitu Kristus Yang Benar itu untuk mati demi kepentingan manusia, dengan membuat-Nya menjadi berdosa bagi kita, yaitu dia yangbelum pernah mengenal dosa agar kita dapat dibuat menjadi kebenaran Allah di dalam Dia. 2 Korintus 5 : 21. Orang itu akan dibenarkan,m bukan oleh mematuhi hukum, melainkan oleh kemurahan yang ada di dalam Kristus Yesus. Oleh menerima Kristus, maka manusia diperdamaikan dengan Allah, dibenarkan oleh darah-Nya untuk dosa-dosa yang sudah lalu, dan diselamatkan dari kuasa dosa oleh Kristus yang tinggal dalam hidupnya. Dengan demikian Injil menjadi ‘kuasa Allah bagi penyelamatan setiap orang yang percaya’. Pengalaman ini dilaksanakan oleh Roh Suci agen Ilahi itu, yang akan membuat orang insyaf akan dosa lalu membawa kepada Pemikul Dosa itu, yang memasukkan orang percaya ke dalam hubungan perjanjian yang baru, dimana hukum Allah akan tertulis di dalam hatinya, lalu melalui kuasa yang memungkinkan dari Kristus yang ada di dalamnya, hidupnya akan dibawa ke dalam penyesuaian dengan peraturan-peraturan Ilahi. Kehormatan dan nama baik dari perubahan yang ajaib ini sepenuhnya menjadi milik Kristus. 1 Yohanes 3 : 4; Roma 7 : 7; Roma 3 : 20; Epesus 2 : 8 – 10; 1 Yohanes 2 : 1, 2; Roma 5 : 8 – 10; Galatia 2 : 20; Epesus 3 : 17; Ibrani 8 : 8 – 12.

9.     Bahwa ‘hanya Allah yang memiliki sifat tiada mati (immortality)’. 1 Timotius 6 : 15. Manusia yang fana memiliki suatu sifat alamiah yang penuh dosa dan bersifat mati. Hidup kekal ialah karunia Allah melalui iman dalam Kristus. Roma 6 : 23. ‘Barangsiapa memiliki Putera ia juga memiliki kehidupan’. 1 Yohanes 5 : 12. Sifat tiada mati diberikan pada orang-orang benar pada kedatangan Kristus yang kedua kali, apabila orang-orang mati yang benar bangkit dari kubur dan orang-orang hidup yang benar diubahkan untuk menyambut Tuhan. Baru pada waktu itu orang-orang yang tergolong setia ‘mengenakan sifat tiada mati’. 1 Korintus 15 : 51 – 55.

10.  Bahwa kondisi manusia dalam kematian adalah suatu keadaan tidak sadar. Bahwa semua orang, yang baik maupun yang jahat, tetap tinggal di dalam kubur semenjak dari kematian sampai kepada kebangkitan. Pengkhotbah 9 : 5, 6; Mazmur 146 : 3, 4; Yohanes 5 : 28, 29.

11. Bahwa akan ada suatu kebangkitan baik kebangkitan orang-orangnbenar maupun kebangkitan orang-orang yang tidak benar. Kebangkitan orang-orang benar akan terjadi pada kedatangan Kristus yang kedua kali; kebangktian orang-orang yang tidak benar akan terjadi seribu tahun kemudian, sesudah millenium berakhir. Yohanes 5 : 28, 29; 1 Tesalonika 4 : 13- 18; Wahyu 20 : 5 – 10.

12.  Bahwa pada akhirnya orang-orang yang tidak bertobat, termasuk Setan, pencipta dosa itu, akan dihapuskan dengan api-api dari hari terakhir sampai menjadi tidak ada, sehingga menjadi seolah-olah sekaliannya itu belum pernah ada, dengan demikian menyucikan alam milik Allah ini dari dosa dan dari orang-orang berdosa. Roma 6 : 23; Maleakhi 4 : 1 – 3; Wahyu 20 : 9, 10; Obaja 16.

13.  Bahwa tidak ada satupun masa periode nubuatan (artinya penentuan waktu nubuatan mengenai tanggal yang tepat dari kedatangan Kristus) ada diberikan di dalam Alkitab sampai kepada kedatangan Kristus kedua kali, terkecuali periode yang terpanjang itu, yaitu 2300 hari dari Daniel 8 : 14, yang berakhir dalam tahun 1844, dan yang telah menghantarkan kita kepada peristiwa yang disebut penyucian kaabah kesucian itu.

14.  Bahwa tabernakel di bumi telah merupakan contoh dari kaabah kesucian yang sebenarnya, yaitu kaabah Allah di dalam Sorga, yang oleh Paulus dibicarakan di dalam Ibrani 8 dan seterusnya, dan yang mana Tuhan Yesus sebagai imam besar kita yang mulia, adalah pendetanya; dan bahwa tugas keimamatan Tuhan kita itu adalah contoh saingan dari tugas imam-imam Yahudi dari sejarah yang daahulu. Bahwa kaabah kesucian samawi ini ialah  kaabah yang akan disucikan pada akhir dari 2300 hari tulisan Daniel 8 : 14 itu; yang penyuciannya sebagaimana dalam contoh adalah merupakan suatu pekerjaan pengadilan, yang dimulai dengan masuknya Kristus sebagai imam besar pada tahap pelayanan pengadilan-Nya di dalam kaabah kesucian sorga, yang dibayangkan di dalam pelayanan penuian kaabah kesucian di bumi pada hari grafirat. Pekerjaan pengadilan ini di dalamkaabah kesucian sorga dimulai dalam tahun 1844. Selesainya pengadilan itu akan mengakhiri masa kasihan bagi manusia.

15.  Bahwa Allah, dalam masa pehukuman dan sesuaidengan kesamaan amaran-Nya kepada keluarga manusia mengenai peristiwa-peristiwa penting yang mempengaruhi nasib mereka (Amos 3 : 6, 7), akan mengeluarkan suatu pemberitahuan umum meengenai dekatnya kedatangan Kristus yang kedua kali; bahwa pekerjaan ini adalah dilambangkan oleh tiga malaikat dari Wahyu 14; and bahwa pekabaran tiga rangkap mereka itu akan memperlihatkan suatupekerjaan reformasi bagi mempersiapkan suatu umat untuk menyambut Dia pada kedatangan-Nya.

16.  Bahwa masa penyucian kaabah kesucian itu, yang sinkron dengan masa periode pemberitaan pekabaran dari Wahyu 14, adalah suatu masa pemeriksaan pengadilan, pertama-tama sekali terhadap orang-orang yang sudah mati, dan kemudian terhadap orang-orang yang masih hidup. Pemeriksaan pengadilan ini akan memutuskan siapa-siapa dari antara bermilyar-milyar orang yang tidur dalam lebu bumi yang akan layak memperoleh bagian dalam kebangkitan yang pertama, dan siapa-siapa dari rombongan besar orang-orang hidupnya yang layak untuk kelak diubahkan. 1 Petrus 4 : 17, 18; Daniel 7 : 9, 10; Wahyu 14 : 6, 7; Lukas 20 : 35.

17.  Bahwa para pengikut Kristus harus merupakan orang-orang yang saleh, yang tidak menganut peribahasa-peribahasa manusia yang tidak suci atau pun menyesuaikan diri dnegan jalan-jalan duniawi yang tidak benar, tidak mencintai keplesiran-keplesiran dunia yang berdosa, juga tidak menyetujui kebodohan-kebodohannya. Bahwa orang percaya harus mengenali tubuhnya sebagai kaabah dari Roh Suci, dan bahwa karena sebab itulah ia harus memakaikan pada tubuhnya pakaian yang rapih, sederhana, dan terhormat. Selanjutnya, bahwa dalam hal makan dan minum maupun dalam keseluruhan sikap pribadinya ia harus membentuk kehidupannya sehingga menjadi pengikut Guru yang lemah lembut dan sederhana itu. Dengan demikian orang percaya akan dituntun untuk selalu menjauhi semua minuman yang merangsang, tembakau, dan bahan-bahan narkotik lainnya, dan menghindari setiap kebiasaan dan perbuatan yang mengotori tubuh maupun jiwa. 1 Korintus 3 : 16, 17; 10 : 31; 1 Timotius 2 : 9, 10; 1 Yohanes 2 : 6.

18.  Bahwa prinsip Ilahi mengenai perpuluhan-perpuluhan dan persembahan-persembahan tatangan bagi menunjang Injil adalah diakui sebagai milik Allah sendiri dalam kehidupan kita, dan bahwa kita adalah penatalayanan-penatalayanan yang harus mempertanggung-jawabkan kepada-Nya semua yang telah dipercayakan-Nya ke dalam pemilikan kita. Imamat 27 : 30; Maleakhi 3 : 8 – 12; Matius 23 : 23; 1 Korintus 9 : 9 – 14; 2 Korintus 9 : 6 – 15.

19.  Bahwa Allah telah menempatkan di dalam sidang-Nya karunia-karunia Roh Suci sebagaimana yang dirinci di dalam 1 Korintus 12 dan Epesus 4. Bahwa karunia-karunia ini berfungsi sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab, dan telah diberikan bagi penyempurnaan orang-orang suci, pekerjaan kependetaan, pembangunan tubuh Kristus. Wahyu 12 : 17; 19 : 10; 1 Korintus 1 : 5 – 7.

20.  Bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali itu adlah ahrapan utama sidang, puncak dari Injil dan rencana penyelamatan yang megah. Kedatangan-Nya akan bersifat nyata, pribadi, dandapat dilihat. Banyak peristiwa-perinstiwa penting akan dikaitkan dengan kembali-Nya itu, seperti misalnyakebangkita orang-orang mati,, kebinasaan orang-orang jahat, penucian bumi, pahala orang-orang benar, pendirian Kerajaan-Nya yang kekal. Kegenapan yang hampir lengkap dari berbagai penggariasan nubuatan, khusunya nubuatan-nubuatan yang ditemukan di dalam buku Daniel dan buku Wahyu, dengan kondisi-kondisi yang ada dalam dunia secara fisik, sosial, industri, politik, dan agama, menunjukkan bahwa kedatangan Kristus itu ‘sudah dekat, bahkan sudah di depan pintu.’ Saat yang tepat dari peristiwa tu belum diberitahu. Orang-orang percaya dinasehati supaya bersiap-siap, karena ‘pada sesuatu jam yang tak disangka-sangka, Anak Manusia akan muncul. Lukas 21 : 25 – 27; 17 : 26 –30; Yohanes 14 : 1 – 3; Kisah Rasul-Rasul 1 : 9 – 11; Wahyu 1 : 7; Ibrani 9 : 28; Yakobus 5 : 1- 8; Yoel 3 : 9 – 16; 2 Timotius 3 : 1 – 5; Daniel 7 : 27; Matius 24 : 36, 44.

21.  Bahwa kedatangan Kristus selama 1000 tahun millenium itu akan meliputi masa priode di antara kebangkitan yang pertama dan kebangkitan yang kedua, selama waktu itu umat kesucian dari segala zaman akan hidup bersama-sama dengan Juruselamat mereka yang berbahagia di dalam Sorga. pAda akhir seribu tahun millenium itu, Kota Suci dengan semua umat kesucian akan turun ke bumi. Orang-orang jahat yang bangkit pada kebangkitan yang kedua akan pergi naik ke seluruh luas bumi dengan Setan sebagai pemimpin merka untuk mengepung perkemahan umat kesucian, apabila api akan turun dari Allah dari dalam Sorga lalu menelan merka itu. Dalam kebakaran besar yang membinasakan Setan dan rombongan besarnya itu, bumi sendiri pun akan diperbaharui kembali dan disucikan daripada segala pengaruh kutuk. Demikian inilah semesta alam milik Allah akan kelak disucikaan daripada noda pelanggaran dosa. Wahyu 20; Zakharia 14 : 1 – 4; 2 Petrus 3 : 7 – 10.

22.  Bahwa Allah hendak memperbaharui segala perkara. Bumi, yang dipulihkan kepada keindahan aslinya, akan menjadi tempat tinggal umat kesucian Tuhan untuk selama-lamanya. Janji kepada Abraham, bahwa melalui Kristus ia dan benihnya akan mempusakai bumi sepanjang segala zaman kekekalan yang tak terhingga, akan digenapi. Kerajaan dan pemerintahan dan kebesaran kerajaan itu di bawah seluruh langit akan dikaruniakan kepada umat kesucian dari Yang Maha Tinggi, yang kerajaannya adalah sebuah kerajaan yang kekal, dan semua pemerintahan akan berbakti dan mematuhi Dia. Kristus, Tuhan, akan memerintah dengan penuh kuasa dan setiap mahluk yang did alam sorga maupun di bumi dan di bawah bumi, dan yang sedemikian ini yang berada di dala mlautan akan menganggap semua berkat dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sebagai milik-Nya, yaitu Dia yang duduk pada tahta itu dan bagi Anak Domba itu untuk selama-lamanya. Kejadian 13 : 14 – 17; Roma 4 : 13; Ibrani 11 : 8 – 16; Matius 5 : 5; Yesaya 35; Wahyu 21 : 1 – 7; Daniel 7 : 27; Wahyu 5 : 13. – Year Book of the Seventh-day Adventist Denomination, 1940 Edition, pp. 5 – 8.

SEBAGAI TAMBAHAN pada prinsip-prinsip imam yang mendasar ini yang dipegang bersama-sama dengan umat Masehi Advent Hari Ketujuh, maka Persekutuan Davidian berpegang :

1.     Bahwa Karunia nubuatan di dalam gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (yang oleh perantaraannya sidang telah dibawa keluar dalam tahun 1844 dan telah dipelihara dan dijaga selama tujuh dekade) memberhentikan manifestasinya dalam tahun 1915 dan belum dimanifestasikan kembali sampai tahun 1930; dan bahwa pemeberhentian ini dan manifestasi kembali ini adalah sejajar dengan pemberhentian karunia nubuatan dalam Wasiat Lama dan manifestasi kembalinya dalam Wasiat Baru.

2.    Bahwa manifestasi sekarang ini adalah sama waktunya dengan 430 tahun nubuatan dari Yeheskiel 4, dan bahwa inilah “tambahan” yang dikemukakan di dalam Early Writings, p. 277.

3.    Bahwa ia itu dimanifestasikan kembali dalam pekerjaan penghabisan bagi sidang untuk memungkinkan pemeteraian 144.000 hamba-hamba Allah itu (Testimonies, vol. 3, p. 266), dan untuk memberikan kuasa dan tekanan (Early Writings, p. 277) kepada Pekabaran-Pekabaran Tiga Malaikat (Wahyu 14 : 6 – 11) supaya mereka yang 144.000 itu dapat dikuasakan menyelesaikan pekerjaan penghabisan bagi dunia, dan untuk menghimpun semua saudara mereka keluar dari semua bangsa (Yesaya 66 : 19, 20; Wahyu 18 : 4).

4.    Bahwa pembinasaan lalang-lalang dari antara buah-buah pertama orang-orang hidup (Matius 13 : 30, 48, 49; Yeheskiel 9 : 6, 7) akan berhasil dengan penyucian sidang.

5.     Bahwa segera sesudah itu malaikat-malaikat akan melepaskan empat mata angin (Wahyu 7 :  1 – 3), lalu kemudian terjadi masa kesusahan dan berdirinya Mikhail untuk melepaskan daripadanya semua orang yang nama-namanya ada tercatat di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba (Daniel 12 : 1).

6.    Bahwa kelepasan angin-angin itu oleh malaikat-malaikat untuk bertiup ke seluruh empat penjuru bumi (Wahyu 7 : 1) tidak akan mendahului suatu Perang Dunia melainkan akan mendahului suatu keputusan dunia yang luas yang dipaksakan ke seluruh Babil oleh patung binatang itu, dan bahwa pada waktu itulah tidak seorang pun dapat membeli atau menjual terkecuali orang yang menyembah “patung itu”. Wahyu 13 : 15 – 17.

7.      Bahwa sesudah itu, masa kesusahan Yakub (Yeremia 30 : 7) bagi mereka yang 144.000, anak-anak lelaki Yakub itu, jelas akan berkembang menimpa perjalanan emreka pulang ke tanah nenek moyang mereka (Yeheskiel 36 : 28; 37 : 21, 25).

8.  Bahwa peristiwa dari zaman dahulu yang penting itu akan membuat mereka yang 144.000 ini memperoleh penggantian nama sama seperti yang diperoleh nenek moyang merka, Yakub (Kejadian 32 : 28), dan sebagai sebuah badan mereka memperoleh suatu nama yang baru yang akan diucapkan oleh mulut Tuhan sendiri (Yesaya 62 : 2).

9.     Bahwa peristiwa-peristiwa ini akan mencapai puncaknya pada saat berdirinya Kerajaan itu (Daniel 2 : 44; Yesaya 2 : 1 – 4; Mikha 4 ; Yeheskiel 37), dimana mereka yang 144.000 itu, meeka yang mengikuti Anak Domba itu “kemana saja Ia pergi” (Wahyu 14 :  1), dan disana akan “menyambut bala tentara orang-orang Kapir”. Yesaya 60 : 5, 11.

10.  Bahwa sesudah urutan peristiwa-peristiwa ini akan terdengar Seruan Keras dari malaikat yang akan menerangi bumi dengan kemuliaannya (Wahyu 18 : 1), sementara Suara yang lain itu berseru : “Keluarlah daripada perempuan itu, hai umat-Ku, supaya jangan kamu terbabit dengan dosa-dosanya, dan supaya jangan kamu ikut terkena bela-belanya”. Wahyu 18 : 4.

11.  Bahwa dalam menyambut panggilan ini banyak bangsa akan mengatakan : “Datanglah, dan marilah kita naik ke gunung Tuhan itu, dan ke rumah Allah Yakub; maka Ia akan mengajarkan kepada kita segala jalan-Nya, dan kita akan berjalan pada lorong-lorong-Nya; karena hukum akan terbit dari Sion, dan firman Tuhan dari Yerusalem.” Mikha 4 : 2.

12.  Bahwa Suara itu akan berhenti berteriak apabila semua umat kesucian kelak sudah dihimpunkan keluar dari segala bangsa. Kemudian kelak “akan datang hari-hari itu, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan mendatangkan suatu kelaparan di dalam negeri, bukan kelaparan akan roti, juga bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman Tuhan. Maka merka akanmengembara dari lautan ke lautan, dan dari utara sampai ke timur, mereka akan berlari-larian ke sana kemari mencarikan firman Tuhan, tetapi tidak akan menemukannya.” Amos 8 : 11, 12.

13.  Bahwa kemudian akan menyusul pembubaran organisasi dunia yang luas dari patung binatang itu (Wahyu 19 : 1 – 3), berakhirnya pemeriksaan pengadilan terhadap orang-orang hidup (Wahyu 15 : 5 – 8), berakhirnya masa kasihan (Wahyu 22 : 11), dan tertuangnya tujuh bela yang terakhir itu menimpa orang-orang jahat (Wahyu 16).

14. Bahwa di bawah tujuh bela itu, pasukan-pasukan yang berbaris bagi perang Armagedon akan memerangi bala tentara Sorga, tetapi mereka akan dihancurkan olehnya (Testimonies, vol. 6, p. 406), dan bahwa Kristus akan muncul dalam segala kemuliaan-Nya, membinasakan orang-orang jahat yang masih hidup, membangkitkan orang-orang mati yang suci (1 Tesalonika 4 : 15 – 17), lalu menghantarkan datang seribu tahun millenium itu (Wahyu 20 : 5).

15.  Bahwa untuk sedikit masa lamanya (Wahyu 20 : 3), selama seratus tahun (Yesaya 65 : 20), sesudah seribu tahun millenium itu, orang-orang jahat akan hidup kembali, lalu kemudian akhirnya dibinasakan dengan api (Wahyu 20 : 9), sesudah itu segala perkara akan dipulihkan, lalu rencana Allah yang mula-mula akan diteruskan sampai kepada kegenapannya yang sempurna dalam suatu kegembiraan samawi yang kekal dan tak terganggu (Wahyu 21 : 4).